Sunday, January 27, 2019

Analisis Literasi Media Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Semester 1 di IAIN Kendari Terhadap Isu Sara Pada Media Sosial

Analisis Literasi Media Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Semester 1 di IAIN Kendari Terhadap Isu Sara Pada Media Sosial

Description: LOGO IAIN.png
Disusun Untuk Memenuhi Final
Mata Kuliah Teknologi Komunikasi
Oleh:
Andi Arif Walhidayat
Fajrin Apriadi  Putra Salju
Abdullah


PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019



KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt., atas limpahan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanpenelitian ini, yang berjudul“Asnalisis literasi media mahasiswa pendidikan agama Islam Semester 1 di IAIN kendari terhadap isu sara pada media sosial”Shalawat serta taslim peneliti senantiasa haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Saw., hingga akhir zaman.
Peneliti menyadari sepenuhnya, meskipun telah mengupayakan semaksiml mungkin untuk menyempurnakan kualitas isi yang disajikan, namun masih banyak kekurangan-kekurangan, yakni masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti senantiasa memohon ridha Allah Swt., serta sangat mengharapkan bimbingan dari berbagai pihak, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
                                                                                    Kendari,  Januari 2018


                                                                                    Peneliti





DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................          i
Kata Pengantar........................................................................................          ii
Daftar Isi.................................................................................................          iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................          1
A.  Latar Belakang...............................................................................          1
B.  Rumusan Masalah..........................................................................          4
C.  Tujuan Penelitian...........................................................................          4
D.  Metodologi Penelitian....................................................................          4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................          6
A.    Technical Skill atau Use Skill.......................................................          7
B.     Critical Understanding................................................................          8
C.     Communicative Abilities..............................................................          11
BAB III KESIMPULAN......................................................................          18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................          19





BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Sejak terbukanya kebebasan  informasi  dan teknologi media, pertembuhan media  massa dan  media baru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Penggunaan media komunikasi smartphone dan sejenisnya telah bergeser menjadi gaya hidup masyarakat tertentu. Dalam konteks ini dapat dianalogikan bahwa teknologi telah mengambil banyak peran dalam kehidupan di masyarakat. Media berpengaruh terhadap budaya khalayak dengan ragam cara. Maka tidak heran jika kehidupan masyarakat kita saat ini tidak bisa terpisahkan oleh kehadiran teknologi media komunikasi.[1]
Pemuda dalam usia antara 15 tahun – 34 tahun yang diibaratkan seperti matahari ketika jam 12 siang yang bersinar paling terang dan paling panas, mengandung arti bahwa pada usia-usia ini pemuda sedang memiliki energi yang maksimal. Sedangkan teknologi memiliki arti yaitu suatu penemuan peralatan yang sengaja diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Sedangkan kaitan antara pemuda dan teknologi bisa dijabarkan sebagai manusia yang dalam usia produktif, penuh energi yang diharapkan dapat menciptakan teknologi dari yang sederhana sampai yang canggih atau sekedar dapat memanfaatkan teknologi yang ada dengan sebaik-baiknya demi meningkatkan kualitas dirinya.
Penggunaan teknologi media komunikasi akan memunculkan dampak-dampak yang berpengaruh terhadap pemuda khususnya mahasiswa, pertama dampak positifnya yaitu menambah wawasan, mendapatkan informasi lebih cepat, membantu dalam dunia pendidikan, menyuguhkan berbagai informasi pendidikan, memudahkan interaksi di dalam dunia maya dan bertukar informasi kapan serta dimana saja. Kedua dampak negatifnya yaitu penyalahgunaan penggunaan internet seperti membuka situs porno dan menyalurkan hate speech di media sosial serta menimbulkan kecanduan.
Terdapat konten-konten di media sosial (facebook, twitter, dan path) yang berkaitan dengan isu SARA di Indonesia tahun 2014 dan tahun 2015 di berbagai daerah di Indonesia. Dari pemberitaan mengenai kasus-kasus media sosial yang mengandung isu suku, agama, ras dan antar golongan membuktikan bahwa perlu adanya etika bersosial media. Etika bermedia sosial untuk masyarakat multietnis sangat diperlukan meskipun curhat di media sosial dapat melegakan secara emosional dan bahkan merupakan saluran yang bisa menyembuhkan orang. Namun perlu diingat berpendapat di social media sangatlah mudah dan menyebarnya sangat mudah pula. Resiko dari ketidakpahaman terhadap etika dapat berujung ke masalah hukum.[2]
Oleh karena itu pemuda khususnya mahasiswa harusnya sadar akan internet atau teknologi lainnya memang canggih, namun perlunya berpikir terlebih dahulu apa yang ingin kita lakukan disana dan kita juga harus memilah mana yang baik untuk diri kita nantinya. Melalui kesadaran tersebut harus adanya jawaban dari dampak-dampak yang timbul di atas, maka perlu dikenalkan dengan media literacy digital atau melek media digital yaitu suatu kemampuan, pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan secara khusus kepada khalayak sebagai pembaca media cetak, peselancar di dunia maya, penonton televisi, atau pendengar radio.
Sebuah penelitian relevan oleh juliana dan baroroh, mendefiniskan literasi media adalah kemampuan atau keahlian yang dimiliki seseorang untuk dapat menganalisis terpaan pesan-pesan dari media sehingga media dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi antar manusia dengan benar dan optimal. Pengetahuan mengenai literasi media menjadi wajib dikuasai oleh mahasiswa agar mahasiswa memiliki kesiapan mental dalam menghadapi berbagai tantangan di era sesak-media ini. Generasi muda sebagai elemen masyarakat harus selalu hadir untuk bersikap kritis terhadap setiap perubahan yang terjadi dimana sikap kritis ini sebagai sebuah keharusan demi menjaga bangsa dan negara ini dari proxy war.[3]
Kemampuan literasi media merupakan kapasitas individu yang berkaitan dengan melatih keterampilan tertentu (akses, analisis, komunikasi). Kompetensi ini ditemukan dalam satu bagian yang lebih luas dari kapasitas yang meningkatkan tingkat kesadaran, kekritisan dan kapasitas kreatif untuk memecahkan permasalahan.[4] Dalam mengukur tingkat kemampuan media literacy, individual competences memiliki tiga variabel diantaranya adalah technical skills, critical understanding, dan communicative abilities.[5]

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka beberapa masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah kemampuan teknik dalam menggunakan media (technical skill ) pada mahasiswa Pendidikan Agama Islam Semester 1 di IAIN Kendari?
2.    Bagaimanakah kemampuan kognitif dalam menggunakan media (critical understanding) pada mahasiswa Pendidikan Agama Islam Semester 1 di IAIN Kendari?
3.    Bagaimanakah kemampuan komunikasi dan partisipasi melalui media (communicative abilities) pada mahasiswa Pendidikan Agama Islam Semester 1 di IAIN Kendari?
C.           Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui technical skill  pada mahasiswa Pendidikan Agama Islam Semester 1 di IAIN Kendari;
2.      Untuk mengetahui critical understanding) pada mahasiswa Pendidikan Agama Islam Semester 1 di IAIN Kendari;
3.      Untuk mengetahui communicative abilities pada mahasiswa Pendidikan Agama Islam Semester 1 di IAIN Kendari.
D.           Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan memahami realitas yang seharusnya maka seorang peneliti haruslah memiliki sikap open minded. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis literasi media mahasiswa program studi pendidikan agama islam di IAIN Kendari terhadap isu SARA pada media sosial.
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) langsung dilapangan dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif yakni berusaha mendeskriptifkan subjek penelitian dan cara mereka bertindak dan berkata-kata. Analisis data juga dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber atau teknik pengumpulan data. Setelah itu memaparkan data dan simpulan melalui pelukisan dan verifikasi data.













BAB II
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebagaimana yang dijelaskan pada artikel ilmiah di binus.ac.id bahwa saat inikehidupan masyarakat kita saat ini tidak bisa terpisahkan oleh kehadiran teknologi media komunikasi.[6] Sehingga pada penelitian relevan lainnya dijelaskan bahwa pengetahuan mengenai literasi media menjadi wajib dikuasai oleh mahasiswa agar mahasiswa memiliki kesiapan mental dalam menghadapi berbagai tantangan di era sesak-media ini. Generasi muda sebagai elemen masyarakat harus selalu hadir untuk bersikap kritis terhadap setiap perubahan yang terjadi dimana sikap kritis ini sebagai sebuah keharusan demi menjaga bangsa dan negara ini dari proxy war.[7]
Literasi media sebagai sebuah konsep akademis dan konsep populer yang semestinya berkembang di masyarakat menjadi semakin memiliki urgensi. Namun pemahaman atas literasi media masih sangat beragam. Interpretasi ini diperlukan untuk melakukan pendiskusian antara temuan dan teori, hal ini bertujuan untuk menemukan makna teoritik dan implikasi yang lebih luas dari hasil data yang ditemukan dilapangan. Selanjutnya yang akan dilakukan adalah membahas secara umum dan analisis literasi media mengenai kemampuan individual competences, technical skills, critical understanding, dan communicative abilities terhadap isu SARA di sosial media dikalangan mahasiswa program studi pendidikan agama islam.

A.           Technical Skill atau Use Skill
Technical Skill atau use skill yaitu kemampuan teknik dalam menggunakan media. Artinya seseorang mampu mengoperasikan media dan memahami semua jenis instruksi yang ada didalamnya. Use skill merupakan kemampuan untuk mengakses dan mengoperasikan media. Use skill mencakup beberapa kriteria yaitu :
1.         Kemampuan menggunakan media (media skill)
2.         Kemampuan menggunakan media secara aktif (balanced and active use of media)
3.         Kemampuan menggunakan dan pemanfaatan media secara tinggi (advanced media use)
Pada sesi wawancara, data yang ditemukan dilapangan yaitu jenis handphone yang dimiliki oleh beberapa mahasiswa program studi pendidikan agama islam adalah handphone android. Keunggulan smartphone yang digunakan dibandingkan dengan jenis smarthphone yang lain adalah kamera, memori dan baterai dengan kapasistas yang cukup besar juga harga yang murah.
Fitur-fitur yang ada di smartphone disukai oleh responden adalah fitur pemblokiran nomor yang tidak dikenali dan kamera dengan mp (mega pixel) yang besar untuk pengambilan foto/gambar yang lebih bagus sedangkan fitur-fitur/aplikasi yang ada dismartphone mahasiswa pendidikan agama islam adalah stabilitas sentuhan seperti screenshot dengan tiga jari dan aplikasi-aplikasi sosial media (facebook, whatsapp, instagram dan youtube).  Dari fitur aplikasi yang ada di smartphone tersebut, aplikasi yang paling sering atau paling disenangi adalah youtube. Mereka menggunakan youtube untuk hiburan, mencari konten dakwah, ataupun pengetahuan. Sedangkan untuk mencari bahan kuliah mahasiswa pendidikan agama islam rata-rata menggunakan google atau search engine kemudian aplikasi yang terbaik untuk mencari informasi yang bebas hoaxadalah google juga.
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka menurut peneliti, rata-rata mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam semester 1 memiliki kemampuan untuk menggunakan dan memanfaatkan media sosial atau pun fitur apa saja yang ada didalam smartphonenya.
B.            Critical Understanding
Critical understanding merupakan kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi konten media secara komprehensif. Kriteria dari critical understanding ini meliputi :
1.      Kemampuan memahami konten dan fungsi media (understanding media conten and its functioning)
2.      Memiliki pengetahuan tentang media dan regulasi media (knowledge about media and media regulation)
3.      Perilaku pengguna dalam menggunakan media (user behavior)
Data yang ditemukan adalah konten yang paling sering dicari di media internet/media sosial adalah ceramah islami. Beberapa mahasiswa menanggapi bahwa konten/berita yang ada di internet atau media sosial benar-benar merupakan suatu hal yang nyata terjadi seperti Megawati tidak butuh suara orang muslim dan ahok mencemari nama Islam. Mahasiswa Pendidikan Agama Islam juga paham mengenai hoax yaitu berita bohong yang dibuat dengan adanya tujuan atau maksud tertentu. Hoax adalah berita palsu atau berita bohong atau hoaks (bahasa Inggris: hoax) adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya dan sedikit paham membedakan konten yang hoax dan tidak seperti mengetahui bahwa konten hoax berisi kalimat persuasif dan memaksa.
Beberapa mahasiswa juga memiliki reaksi yang biasa-biasa saja terhadap penerimaan suatu konten di media sosial. Reaksi apabila mendapatkan konten (gambar, berita, meme, dll) yang berhubungan dengan SARA adalah banyak-banyak mencari kebenaran dari hal tersebut ataupun membangun diskusi untuk mengembangkan pendapat terhadap konten tersebut yang tentunya dengan dalil dan sumber-sumber dari data yang ada. Beberapa mahasiswa juga bereaksi biasa saja untuk membagikan informasi SARA yang diterimanya karena belum bisa memastikan kebenaran suatu hal tersebut.
            Dalam hal pemilhan informasi konten SARA yang diterima pun rata-rata hanya dibaca saja dan tidak disebarluaskan terlebih dahulu sebelum mengetahui data tersebut benar adanya atau tidak. Reaksi mahasiswa terkait informasi pelecahan agama adalah berusaha mencari kebenarannya dan menshare agar banyak yang mengetahui informasi pelecehan agama tersebut.
   
Tanggapan mahasiswa pendidikan agama islam terhadap media seperti di atas adalah tabayyun terlebih dahulu, rata menjawab untuk mengabaikan dalam artian tidak bereaksi berlebihan sebelum mengetahui kebenarannya secara lebih pasti.
Dari data hasil wawancara yang telah dipaparkan bahwa mahasiswa program studi PAI semester 1 paham untuk meregulasi informasi yang didapatkan melalui media sosial karena banyaknya pengguna di media sosialnya yang kebanyakan adalah orang yang tidak mereka kenali. Berdasarkan reaksi-reaksi mahasiswa yang beragam pun terlihat bahwa adanya kehati-hatian menshare seuatu berita informasi yang didapatkan oleh karena itu banyak mahasiswa yang memilih untuk diam tidak berkomentar sebelum mengetahui kebenaran yang sebenar-benarnya terkait berita tersebut. Pada sebuah jurnal dijelaskan bahwa perlu diingat, berpendapat di social media sangatlah mudah dan menyebarnya sangat mudah pula, resiko dari ketidakpahaman terhadap etika dapat berujung ke masalah hukum.[8] Sehingga mahasiswa tidak terlalu reaktif menanggapi isu-isu SARA yang diterimanya di sosial media.
C.           Communicative Abilities
Communicative abilities yaitu kemampuan komunikasi dan partisipasi melalui media. Communicative abilities ini mencakup kemampuan untuk membangun relasi sosial serta berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat melalui media dan mencakup kemampuan dalam membuat dan memproduksi konten media.
Data yang ditemukan bahwa Akun media sosial yang dimiliki mahasiswa PAI semester 1 cukup beragam yaitu facebook, instagram, twitter, tellegram, gmail dan whatsapp. Alasan mereka membuat akun media sosial, rata-rata untuk dakwah dan menyebarkan kebaikan serta untuk berkomunikasi kepada teman dan keluarga. Teman di media sosial tidak pernah dihitung secara tepat berapa namun dirata-ratakan bahwa teman di media sosial yang dimiliki mahasiswa PAI semester 1 adalah 50 orang yang benar-benar dikenal dan diketahui orangnya karena ada teman-teman di media sosial yang hanya sekedar teman saja.
Beberapa mahasiswa juga jarang mengupdate status dan hanya mengshare dakwah-dakwah islami yang didapatkannya baik berupa video, gambar ataupun website. Dalam membuat status terkait sebuah isu-isu yang berkembang, mahasiswa cenderung jarang karena merasa tidak memiliki kapasitas untuk mengomentari suatu isu yang tidak diketahui kepastiannya. Beberapa mahasiswa juga menambahkan komentar pada berita yang dishare jika beritanya adalah berita yang penting untuk diketahui oleh khalayak.
Hasil analisis peneliti pada communicative abilities atau kemampuan komunikasi dan partisipasi melalui media adalah pertama-tama melihat akun media sosial yang dimiliki cukup beragam, alasan untuk membuat akun untuk memperluas pertemanan dan menyebarkan dakwah maka pada dasarnya mahasiswa PAI semester 1 telah berpartisipasi melalui media namun beberapa beranggapan bahwa media sosial bukan komunikasi yang penting karena banyaknya teman di media sosial yang tidak benar-benar diketahui dan mahasiswa pendidikan agama islam pun jarang mengaupdate status dan jarang sekali menambahkan komentar pada berita informasi yang didapatkannya melaui media sosial. Maka mahasiswa program studi pendidikan agama islam tidak terlalu produktif dalam menggunakan akun media sosialnya.



A.     
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya maka kesimpulan dalam penelitian ini sebagai jawaban atas perumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.      Technical skill atau use skill mahasiswa program studi pendidikan agama islam memiliki kemampuan untuk menggunakan dan memanfaatkan media sosial atau pun fitur apa saja yang ada didalam smartphonenya tetapi belum memahami sepenuhnya penggunaan smartphonenya secara benar dan optimal.
2.      Critical understanding mahasiswa program studi agama islam yaitu paham untuk meregulasi informasi yang didapatkan melalui media sosial karena banyaknya pengguna di media sosialnya yang kebanyakan adalah orang yang tidak mereka kenali. Berdasarkan reaksi-reaksi mahasiswa yang beragam pun terlihat bahwa adanya kehati-hatian menshare seuatu berita informasi yang didapatkan oleh karena itu banyak mahasiswa yang memilih untuk diam tidak berkomentar sebelum mengetahui kebenaran yang sebenar-benarnya terkait berita tersebut.
3.      Communicative abilities atau kemampuan komunikasi dan partisipasi melalui media adalah pertama-tama melihat akun media sosial yang dimiliki cukup beragam, alasan untuk membuat akun untuk memperluas pertemanan dan menyebarkan dakwah maka pada dasarnya mahasiswa pendidikan agama islam telah berpartisipasi melalui media namun beberapa beranggapan bahwa media sosial bukan komunikasi yang penting karena banyaknya teman di media sosial yang tidak benar-benar diketahui dan mahasiswa pendidikan agama islam pun jarang mengaupdate status dan jarang sekali menambahkan komentar pada berita informasi yang didapatkannya melaui media sosial. Maka mahasiswa program studi pendidikan agama islam tidak terlalu produktif dalam menggunakan akun media sosialnya.



DAFTAR PUSTAKA
Galuh A. Savitri. Pentingnya literasi media di masyarakathttp://binus.ac.id/malang /2017/09/pentingnya-literasi-media-di-masyarakat/
Juliana Kurniawati & Siti Baroroh. 2016. Jurnal Komunikasi : Literasi Media Digital Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Vol.8 No. 2.
Lidya Wati Evelina. 2015. Jurnal :  Analisis Isu S(Suku) A (Agama) R (Ras) A (Antar Golongan) Di Media Social Indonesia. Vol. 7 No. 1.
Misbah Zaenal Muttaqin. Artikel ilmiah : Kemampuan literasi media (media literacy) dikalangan remaja rural di kabupaten lamongan.
Muhammad Sholihuddin. Artikel Ilmiah : Pengaruh kompetensi individu (individual competence) terhadap literasi media internet dikalangan santri.

No comments:

Post a Comment